PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) yang sahamnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk (UT) sebesar 31,49%, mengadakan Public Expose 2024 pada tanggal (17/12/2024) guna menyampaikan pencapaian dan target Perusahaan kedepannya. Saat ini, ARKO memiliki total kapasitas terkontrak sebesar 42,8 MW dari tiga proyek yang telah beroperasi yakni Proyek Cikopo, Jawa Barat (7,4 MW); Proyek Tomasa, Sulawesi Tengah (10 MW); Proyek Yaentu, Sulawesi Tengah (10 MW); serta dua proyek yang sedang dalam tahap konstruksi, yakni Proyek Kukusan, Lampung (5,4 MW); dan Proyek Tomoni, Sulawesi Selatan (10 MW).
Kelima proyek pembangkit listrik tersebut memanfaatkan aliran sungai langsung (run-of-river) dengan target estimasi produksi listrik tahun ini untuk ketiga proyek yang telah beroperasi sebesar 118.2 GWh dan ditargetkan akan tumbuh sebesar 49.5% YoY menjadi 176.7 GWh pada 2025 setelah konstruksi Proyek Kukusan rampung di tahun depan.
Presiden Direktur ARKO, Aldo Artoko, mengatakan bahwa Perusahaan optimistis dengan pengembangan sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia dan yakin mampu mendukung target pemerintah seperti target bauran energi, Net Zero Emission (NZE), hingga swasembada energi. Untuk itu, ARKO terus melanjutkan proses konstruksi kedua proyek agar dapat segera berkontribusi bagi bauran energi Indonesia yang berasal dari EBT dan mempercepat Indonesia mewujudkan cita-cita swasembada energi.
“Kami terus mengakselerasi konstruksi proyek pembangkit listrik yang tengah berjalan yakni Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni yang masing-masing progress konstruksinya sudah mencapai 49,9% dan 12,2% pada bulan November 2024 dan diperkirakan selesai pada semester dua tahun 2025 dan 2026,” rinci Aldo.
Direktur ARKO, Boy Gemino Kalauserang juga menjabarkan peran Perusahaan dalam aspek environmental, social, and governance (ESG) hingga mencapai target NZE pada 2060. Sejak tahun 2017 hingga kuartal ketiga di tahun 2024, ARKO berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak ±237,168 ton CO₂eq alias terdapat peningkatan reduksi emisi sebesar 34.534 ton CO₂eq (17,1% YTD) sepanjang 9M24. “Kedepannya, kami perkirakan bahwa ARKO mampu melakukan reduksi emisi gas rumah kaca sebesar ±99.937 ton CO₂eq per tahunnya setelah Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni beroperasi,” terang Boy.
Direktur ARKO, Ricky Hartono juga turut menyatakan bahwa dari segi finansial, di tengah anomali cuaca, Perusahaan masih mampu membukukan peningkatan pendapatan sebesar 16.1% YoY menjadi Rp153,5 miliar pada periode 9M24. “Harapannya, dengan terus mengejar konstruksi proyek yang tengah berjalan serta terus merealisasikan proyek yang ada di dalam pipeline kami sebanyak lebih dari 260 MW, Perusahaan mampu konsisten dalam meningkatkan financial asset-nya untuk meningkatkan kapasitas serta kapabilitas guna mencetak pertumbuhan secara berkelanjutan,” tutup Ricky.